Website sebagai sebuah media
informasi, komunikasi, dan publikasi dapat mempengaruhi persepsi pelanggan atau
masyarakat secara umum yang mengunjungi website tersebut. Hasil penelitian
Kuzic and Giannator (2010) menunjukkan bahwa kunjungan dan evaluasi terhadap
sebuah website perusahaan dapat merubah persepsi pelanggan tentang citra perusahaan
tersebut.
Berikut ini adalah
beberapa indikator yang menentukan kualitas website:
1. Conversation Rate
Conversion rate adalah persentase seberapa besar visitor melakukan interaksi (melakukan konversi) dibandingkan dengan yang hanya melihat design website Anda.
Conversion rate adalah persentase seberapa besar visitor melakukan interaksi (melakukan konversi) dibandingkan dengan yang hanya melihat design website Anda.
2. Bounce Rate
Bounce Rate merupakan presentasi seberapa besar pengunjung meninggalkan halaman website Anda berdasarkan waktu kunjungan. Bounce ini terjadi ketika seorang visitor mengunjungi halaman website Anda lalu tidak tertarik kepada artikel yang kita buat sehingga membuat halaman yang dibuka oleh pengunjung akan segera ditutup
3. Clickthrough Rate
(CTR)
Dalam konteks organic search results, Clickthrough rate adalah berapa sering user mengklik website sebanyak jumlah websitemu itu ditampilkan dalam search result. CTR yang rendah dapat mengindikasikan bahwa user mengira website tidak relevan dengan data yang dicarinya, atau mungkin user menemukan web lain yang lebih baik.
Dalam konteks organic search results, Clickthrough rate adalah berapa sering user mengklik website sebanyak jumlah websitemu itu ditampilkan dalam search result. CTR yang rendah dapat mengindikasikan bahwa user mengira website tidak relevan dengan data yang dicarinya, atau mungkin user menemukan web lain yang lebih baik.
Mengukur
Mutu Website Dengan WEBQUAL
Webqual merupakan salah satu metode atau
teknik pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir. Metode
ini merupakan pengembangan dari Servqual- yang disusun oleh Parasuraman, yang
banyak digunakan sebelumnya pada pengukuran kualitas jasa. Instrumen penelitian
pada Webqual tersebut dikembangkan dengan metode Quality
Function Development (QFD).
Webqual sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998 dan
telah mengalami beberapa iterasi dalam penyusunan dimensi dan butir-butir
pertanyaannya. Penelitian Barnes dan Vidgen (2003) yang menggunakan Webqual 4.0
untuk mengukur kualitas website yang dikelola oleh OECD
(Organization for Economic Cooperation and Development). Webqual 4.0 tersebut disusun
berdasarkan penelitian pada tiga area yaitu:
(1) kualitas informasi dari penelitian sistem informasi,
(2) interaksi dan kualitas layanan dari penelitian kualitas sistem informasi, e-commerce, dan pemasaran, serta
(3) usability dari human-computer interaction.
(1) kualitas informasi dari penelitian sistem informasi,
(2) interaksi dan kualitas layanan dari penelitian kualitas sistem informasi, e-commerce, dan pemasaran, serta
(3) usability dari human-computer interaction.
Webqual untuk menganalisis kualitas
beberapa website, baik website internal (career center, staffsite, studentsite,
central library, etc ) maupun website eksternal (website maskapai penerbangan
dan e-banking, etc). Persepsi pengguna tersebut terdiri dari dua bagian,
yaitu persepsi tentang mutu layanan yang dirasakan (aktual) dengan tingkat
harapan (ideal).
Website yang bermutu dari perspektif pengguna dapat dilihat dari :
(1) Tingkat persepsi layanan aktual yang tinggi dan
(2) Kesenjangan persepsi aktual dengan ideal (gap) yang rendah. Tingkat pengukurannya banyak menggunakan seven-likert scale.
(1) Tingkat persepsi layanan aktual yang tinggi dan
(2) Kesenjangan persepsi aktual dengan ideal (gap) yang rendah. Tingkat pengukurannya banyak menggunakan seven-likert scale.
Sebenarnya
langkah-langkah pengerjaan analisis pada Webqual4.0 secara umum seperti apa sih
?
Webqual pada dasarnya mengukur mutu sebuah
web berdasarkan persepsi dari pengguna atau pengunjung situs. Jadi
pengukurannya menggunakan instrumen penelitian atau kuisioner, yang oleh
penemunya dibuat berdasarkan konsep house of quality dengan struktur
instrumennya juga mengacu ke model SERVQUAL.
Jadi Anda
harus mencari contoh daftar pertanyaan dengan webqual lalu dimodifikasi atau
disesuaikan dengan obyek (sebuah situs internet) yang akan kita teliti.
Tahap-tahap praktisnya adalah :
(a) cari contoh kuisener webqual di internet, biasanya english,
(b) terjemahkan dan sesuaikan setiap item atau butir pertanyaan dengan situs yang akan diteliti,
(c) lakukan content validity- semacam uji pemahaman kuisener oleh responde apakah memahami dan tidak miss interpretasi,
(d) lakukan perbaikan redaksionak berdasarkan masukan dari hasil content validity,
(e) lakukan uji reliabilitas dan validitas kuisener,
(f) sempurnakan kuisener berdasarkan hasil reliabilitas dan validitas,
(g) menyebarkan kuisener ke responden, ini adalah penelitian utama kita.
(a) cari contoh kuisener webqual di internet, biasanya english,
(b) terjemahkan dan sesuaikan setiap item atau butir pertanyaan dengan situs yang akan diteliti,
(c) lakukan content validity- semacam uji pemahaman kuisener oleh responde apakah memahami dan tidak miss interpretasi,
(d) lakukan perbaikan redaksionak berdasarkan masukan dari hasil content validity,
(e) lakukan uji reliabilitas dan validitas kuisener,
(f) sempurnakan kuisener berdasarkan hasil reliabilitas dan validitas,
(g) menyebarkan kuisener ke responden, ini adalah penelitian utama kita.
Misalnya, kita ingin menganalisis
website toko buku dgn website travel online, maka perbedaan toko buku online
dengan travel online terkait dengan tahap (b) yaitu disesuaikan dengan
karakteristik atau fitur yang ada di website masing-masing. Namun pada dasarnya
butir dan dimensi pertanyaan pada webqual hampir sama saja, kecuali kalo fitur
situs yang kita teliti tidak lengkap
Bagaimana
cara memilih sebuah website yang bagus untuk dianalisis?
Pengertian bagus itu relatif. Namun bisa saja anda memilih fitur yang
paling lengkap atau perusahaannya yang tergolong bagus. Bisa juga terkait
dengan tujuan penelitian kita, misalnya membandingkan kelengkapan fitur atau
besar-kecilnya (bagus-tidaknya) perusahaannya.
Terkait
dengan pertanyaan sebelumnya, andai saya berencana menganalisis 2 website,
dalam pemilihannya apakah kedua website harus sama persis fitur-fitur
layanannya ?
Kalau
untuk dibandingkan sebaiknya mempunyai fitur layanan yang sama, walaupun
kualitasnya mungkin berbeda. Pertimbangan lainnya adalah apakah pengguna akhir
(end user) dari sistem tersebut relatif mudah dan banyak untuk dijadikan
responden.
Apakah
webqual bisa digunakan untuk mengaudit ?
Hasil webqual bisa saja dijadikan salah satu informasi pada audit IT,
yaitu menganalisis perspektif user terhadap mutu layanan web. Temuannya bisa
dikonfrontir dengan persektif lain misalnya pengelola IT atau kebijakan dan SOP
yang telah ditetapkan
Dalam melakukan penelitian tentang kualitas website, pembuatan kuesioner
dapat menggunakan metode SERVQUAL, sedangkan analisis mengunakan Struktural
Equation Model (SEM).
Webqual bisa digunakan untuk mengukur
kualitas setiap website, baik yang hanya bersifat informasional maupun transaksional.
Dengan webqual ini malah bisa diketahui atribut atau fitur website apa saja
yang sudah baik atau yang masih memerlukan perbaikan. Jadi silahkan saja
ditentukan website yang kira-kira menarik untuk diteliti.
Sumber :
-http://www.kampus.marketing.co.id/mengukur-mutu-website-dengan-webqual/
-http://pesandesign.com/web-designer-jakarta-indikator-dalam-meningkatkan-kualitas-website-anda/
-http://pena.gunadarma.ac.id/bagaimana-mengukur-mutu-website/