city lake

city lake

Kamis, 16 Juli 2015

Muslim di Korea Selatan


Sebagai salah satu tujuan wisata dan budaya, Korea Selatan adalah negara yang menggiurkan untuk dikunjungi. Di negara ini, banyak daya tarik dalam hal makanan, kebudayaan, objek wisata dan hiburan yang akan membuat perjalanan kita di negeri ginseng ini sangat menyenangkan. Namun, bagi seorang muslim, kehidupan di Korea Selatan adalah tantangan. Tantangan ini bukan hanya datang dari sedikitnya restoran yang menjual makanan halal dan sedikitnya masjid yang ada di seluruh negeri tetapi juga perbedaan pandangan dari masyarakat korea terhadap Islam. Berikut adalah fakta-fakta kehidupan muslim di Korea Selatan.

Jumlah Penduduk Muslim
Menurut eramuslim, kebanyakan adalah para pekerja asing dan imigran dari berbagai negara Muslim, terutama dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Sementara orang-orang asli Korea yang Muslim, kebanyakan adalah keturunan dari para mualaf yang masuk Islam saat berlangsung Perang Korea. Data dari Korea Muslim Federation (KMF) yang didirikan sejak tahun 1967 menyebutkan, jumlah Muslim di Korea Selatan sekarang ini mencapai 120.000-130.000 orang, terdiri dari Muslim Korea asli dan para warga negara asing. Jumlah orang Korea asli yang Muslim sekitar 45.000 orang, selebihnya didominasi pekerja migran asal Pakistan dan Bangladesh.

Peranan Masjid
Menurut eramuslim, sebagai kelompok masyarakat minoritas, masjid menjadi tempat penting bagi Muslim Korea Selatan untuk saling bertemu dan bersilahturahim. Sepuluh tahun yang lalu, belum banyak masjid di negara ini. Tapi sekarang, masjid-masjid sudah banyak tersebar hampir di seluruh kota besar di Korea Selatan. Masjid terbesar adalah Masjid Sentral Seoul yang berlokasi di distrik Itaewon. Masjid di sini bukan sekedar tempat salat tapi juga tempat berkumpul komunitas Muslim, terutama usai salat Jumat. Mereka saling bercerita dan mendengarkan satu sama lain. Contohnya, jika ada jamaah yang sakit, mereka bersama-sama datang menjenguk ke rumah sakit. Atau, jika ada yang butuh pertolongan, mereka akan mencari cara untuk bisa memberikan bantuan. Masjid juga menjadi pusat informasi bagi warga Korea yang ingin belajar Islam. Masjid-masjid di Korea Selatan menyediakan bahan-bahan bacaan dan audio yang diberikan gratis buat mereka yang ingin mempelajari Islam.

Beribadah
Menurut Ena, tidak mudah bagi bagi pekerja Muslim di Korea untuk shalat lima waktu sehari, apalagi mereka yang bekerja di pabrik dengan jam kerja 12 jam sehari

Makanan Halal
Masalah makanan bukan hanya tentang banyaknya restoran yang menyediakan daging babi tetapi juga sedikit sekali daging sapi dan daging ayam yang tidak disembelih dengan cara islam. Menurut Ena, saat makan di restoran, pilihan makanan terbatas pada sayuran dan ikan. Ketika berkunjung pun, Muslim sering disuguhi makanan yang mengandung unsur babi. Untuk mengatasi hal ini, beberapa Muslim selalu membawa makanan dari rumah, karena susah mencari makanan halal kecuali di dekat 10 masjid di negara ini. Larangan meminum alkohol juga menjadi masalah karena kebiasaan orang korea selalu menjadikan minum-minum sebagai salah satu saran bersosialisasi dan menciptakan keakraban.

Sekolah Islam
Menurut eramuslim, Muslim di kota Busan sudah membuka sekolah Islam sendiri. Sekolah Islam pertama di Korea Selatan rencananya dibuka pada bulan Maret ini (?). Sekolah itu dibiayai lewat dana hibah dari pemerintah Arab Saudi. Tahun 2008 lalu, Duta Besar Saudi di Seoul sudah menyerahkan dana sebesar 500.000 dollar pada KMF untuk biaya pembangunan sekolah. Sebagai penghargaan atas bantuan Saudi, sekolah tersebut rencananya akan menggunakan nama putera mahkota Saudi Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz. Sekolah ini juga akan menerima siswa non-Muslim. Selain memberikan mata pelajaran berdasarkan kurikulum pendidikan di Korea, sekolah yang dibiayai Saudi ini juga akan memberikan pelajaran tambahan berupa bahasa Arab, bahasa Inggris dan studi Islam.

Masa-masa Sulit
Menurut Ena, kehidupan Muslim di Korea pernah memburuk saat Taliban menangkap 23 warga Korea yang mengunjungi Afghanistan pada 2007 dan membunuh dua orang diantaranya. Masjid diancam serangan bom, polisi pun berjaga setiap saat. Di sisi lain, kejutan ini membuat lebih banyak orang tertarik untuk mengetahui tentang Islam. Lee Ju-hwa, Direktur Departemen Dakwah Federasi Muslim Korea (FMK), menjelaskan, makin banyak orang yang membuka hatinya pada agama ini. “Sebelum ini, forum online penuh dengan tuduhan terhadap Muslim. Sekarang makin banyak yang mencoba melihat secara objektif, hingga sering terjadi debat yang keras dan dalam.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar